Laman

Minggu, 31 Maret 2013

BURUH


Hari ini aku masuk sekolah lebih awal dari biasanya, meski ini hari Sabtu. aku tidak bisa leyeh –leyeh seperti hari sebelumnya. Hari ini Aku diamanati oleh Pak Jono Purek untuk membantu para mahasiswa. Sepertinya akan menjadi hari yang melelahkan untukku.

Budi, mahasiswa yang setiap hari datang ke kampus dengan motor vespanya. kali ini akan menjadi bosku. Berdasrkan apa yang aku lihat semalam di aula lantai 2 gedung utara, siang ini aka nada pertemuan para buruh, pemerhati buruh dan barangkali juga akan hadir makelar buruh. Berbicara buruh, bukannya aku ini juga termasuk buruh. Katanya acara workshop

Budi, mahasiswa semester 6 itu adalah salah satu panitia acara. Kali ini dia menjadi bagian konsumsi, aku bisa menebak lantaran apa yang ia sampaikan kepadaku. Perihal mamiri dan mamirat, Budi itu orangnya ruwet, dia memintaku untuk membeli nasi di warung Primarasa. Padahal, tempatnya agak jauh dari kampus. Otomatis dari  perintah ini aku akan menangggung resiko moral, karena melewati beberapa warung yang juga menjual makanan. Dan Untuk menuju warung Primarasa, akau akan melewati warung Ijo dan warung Jos. parahnya, di kedua warung itulah aku sering ngebon. Namaya juga tugas, pie pie ya harus dilakoni. Toh kalau kewajiban ini akau kerjakan dengan baik pasti akau akan mendapat hakku dengan baik pula

*****

Pukul 10. 00 WIB acara telah berjalan beberapa menit.  aku mendengar seseorang sdang memberikan pidato sambutannya. Meluap-luap sedikit tak terbendung seperti lahar dingin Semeru, juga terdengar riuh laksana demo para buruh menuntut kenaikan gaji.

“Buruh adalah kaum minoritas yang harus kita bela”, sayup –sayup aku mendengar kalimat itu, sedetik itu juga perhatianku beralih.

Kok minoritas? Bukannya 1 pengusaha itu memiliki banyak sekali buruh, minoritas apanya ya? Begitu pikirku. Penggalan kalimat itu memaksa seseorang yang tak pernah mendapat nilai 100 pada mata pelajaran bahasa saat sekolah untuk berpikir kritis, kritis ala buruh kampus. Setelah acara ini selesai dan tugasku rampung, aku harus mendiskusikannya dengan Mas Rifa. Dia seniorku, bukan senior sebagai tukang kebun kampus. Melainkan senior yang aku posisikan sebagai tempatku berkonsultasi semua hal. Kecuali asmar….!. Mengapa minoritas, apa bedanya dengan karyawan, kenapa selalu menuntut kenaikan, kenapa buruh. Dari sudut pandangn sosial dan linguistik. Seolah kalimat itu menjadi tema diskusiku nanti, dan biarlah kalimat itu bergelanyut di dalam labirin otakku.

“Beep……..”, HP bergetar. Satu pesan masuk

“ Cak, amunisi segera disiapkan”, satu kalimat berisi empat kata dengan satu koma memberikan isyarat kepadaku untuk mengambil nasi bungkus di warung yang telah ditentukan, Primarasa.

Dan kelanjutan isyarat itu adalah aku mengambil motorku, keluar gerbang kemudian belok ke kanan sejauh 300 meter. Mengambil nasi harus sendiri atau bisa dengan teman asal rela uang rokok berkurang.
Warung Primarasa. Warung yang terletak tak jauh dari kampus ini lebih sering menjadi jujugan para sopir truk Lombok dari pada sebagai tempat makan mahasiswa, harganya agak lumayan dan memang ini sebanding dengan servisnya. Selalu rame, sebagai orang jawa, terlebih yang tinggal di Banyuwangi, Aku lebih  mempercayai larisnya warung ini karena adanya pengaruh Jimat Sewel Kotel. Semacam pelaris atau santet lah, Santet bukan berarti mengirim sajam ke perut orang lo, menambah daya Image Building tempat usaha juga bisa dilakukan santet. Warung ini memperkejakan 5 karyawan , mereka pantas disebut karyawan karena penampilannya seksi. Dan satu orang penjaga parkir yang kondisi sofwarenya mungkin setengah duabelas. Ciri khasnya memakai topi dengan tulisan Harley. Topi yang dihargai 5ribuan di daerah Bandung.

Setelah memarkir sepeda, aku segera masuk. Aku langsung menuju dapur. Dapurnya lumayan luas, ada beberapa karyawan  nampak sibuk. Sebagian tak asing di mataku, yang sedang Pitel-Pitel itu orang belakang kampus. Yang sedang Cithek Geni orang dekat tugu batas.  Sepertinya kali ini ada wajah yang baru aku lihat. Seorang ibu yang luwes menanak nasi.  Perkiraanku usianya tak jauh dari Bu Ginten si pemilik warung.
“Sampean mas Joyo ya?” Tanya wanita paruh baya itu

“ Injih bu, kok tau nama saya?”

“Kelihatan dari baunya”, jawabnya sambil bercanda. Pastinya dia tak kesulitan menghapalku. Pasti tadi Bu Ginten
telah memberitahunya. Apalagi kaos ospek yang aku pakai sangat mengidentifikasikan diriku sebagai buruh Sekolah Tinggi Ekonomi Durgadurgi.

“Saya mau ambil pesanan bu?”

“Ya, tunggu sebentar ya…”
aku harus menunggu, tak apalah, untung tinggal beberapa bungkus saja.

“Ibu karyawan baru ya?” tanyaku datar

Oalah… karyawan apa to nak, saya ini Cuma buruh Adang Sego. Kebetulan hari ini banyak pesanan, salah satunya pesanannya nak Joyo.”

“Lha biasanya ibu kerjanya apa?”

“Saya ini cuma buruh tani, ya kadang bantu bapak besik-besik di sawah. Kadang diminta tolong tetangga bantu maton” jawabnya dengan senyum merdeka.

“Beh, uangnya banyak bu?. Setiap hari di sawah” tanyaku memancing.

Alah,,, seng penting kenek digae tuku bawang karo Lombok mas”,

Suasana dapur tetap mengepul. Para karyawan setia dengan diri dan tugasnya. Seolah mereka ingin mendarmabaktikan tenaganya demi Motto Agung Warung Primarasa,

“Bedakan Rasanya, Rasakan Bedanya, Yang Penting Rasanya Bung   !!!!!!”

Selasa, 08 Januari 2013

CATATAN PEKAN PERTAMA

kala KaShulhanan Nusantara Bertutur Proudly of tired, setidaknya dua kalimat itu mewakili apa yang telah aku lakukan selama hampir seminggu ini. Tandur or planting a rice in farm, LAKMUD (Latihan Kader Muda) bisa terlaksana dengan baik. Padahal pada zaman dahulu kala 2 kegiatan itu seperti makruh dilaksanakan bersama. #1_ Sehari Sebelum Pelaksanaan Lakmud …………………………… Lakmud diawali dengan dialog umum Jika saja mau, sengketa atas 2 petak ruang kelas di STAI Darussalam (STAIDA) itu akan meruncing. Maksud hati berkeinginan mengadakan kegiatan berupa dialog bersama paramuda lainnya di aula kampus yang ada di Blokagung itu, aula yang dipaksakan dari perpaduan 2 lokal ruang yang bertemu dan membentuk sudut siku. Aku sudah menembusi kepada pucuk Pimpinan STAIDA atas hak guna ruang itu pada tanggal yang telah ditentukan, jumat 4 Januari 2013 bar duhur cengkling. Dan sang komandan STAIDA bapak Kholiq Syafaat sudah acece. Namun apa daya kekuatan lisan tidak segera diikuti oleh legalitas berupa secarik kertas, Surat Ijin Penggunaan tempat. Luput sudah, tanpa kami ketahui sebelumnya. Sahabat-sahabat Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) telah melayangkan surat kepada sekretariatan STAIDA. Di hari yang sama, tempat yang teristimewa itu juga akan menjadi venue kegiatan teman-teman KPI berupa bedah novel karya sodara Ardian, santri Darussalam. Hemmmmmmm Nasi telah menjadi bubur, Bubur tak mungkin diubah menjadi nasi seperti keadaan sebelumnya, bisa-bisa malah menjadi nasi akingh. solusi paling cerdas adalah menjadikannya bubur rasa ayam, setidaknya begitu. Berbagai lobi dilakukan, ndilalah kersane ngAllah semua kontak bala2 KPI tidak bisa dihubungi. Tercatat di HP mungilku 27 panggilan kepada nomor-nomor KPI menghembus tanpa balasan. Keadaan ini berlangsung hingga H-1, akhirnya tanpa terdengar munculnya nada dering, monitor LCD menampilkan tanda inbox terisi. “Ada apa han?”, kurang lebih begitu isi sms dari nope yang tidak aku kenal. “Bro, bedah bukunya pagi kan?”, aku membalas. “ya” jawaban singkat dari nomor yang sama masuk ke inbox. Aman..!! Tak berselang dari itu, Seprtinya cakrawala informasi yang sempat macet beberapa saat telah terbuka. Informasi pating kliwung bermunculan, hampir 101% info mengenai bedah buku terangkum dalam otakku. Mulai htm 10.000 + bonus ikut Casting, sampai info yang membuatku menahan nafas (walau hanya 3 detik). ACARA BEDAH BUKU DIMULAI PAGI HARI DAN DILANJUTKAN SAMPAI SORE. Ooooooohhh tidak…!!!, rencana memakai ruangan itu di sore hari jelas tidak bisa. Akhirnya, Loby.. Loby… Loby…. Loby….. Loby…… dan tiba giliran ketua STAIDA memberi jawaban. “Tidak bisa, terpaksa acara harus diundur” Suara itu mengalun penuh wibawa khas lulusan universitas negeri 1001 malam, namun sepertinya kali ini telingaku tidak bisa berkoalisi dengan suara siapa pun jika itu berbunyi TIDAK, meski itu disampaikan semerdu suara beyonce. #2_360 Menit Sebelum Pembukaan Rencana B Finally, Pembukaan dilaksanakan langsung di tempat pelatihan. Di sebuah ruang terbuka, tanpa partisi namun masih beratap. Sejuk, sinar matahari bisa menyapa setelah jam 10 siang. Di sebelah barat terdapat kolam persegi panjang seukuran lapangan badminton. Dikelilingi pagar bambu, dengan hiasan daun-daun markisa yang membentuk kanopi. Di sampingnya, ada sekitar 50.000 bibit sengon. Lokasi itu Nampak asri dari jalan yang ada di sebelah baratnya. Dari tempat peserta duduk, gugusan pegunungan yang membentang dari pantai selatan hingga pengunungan Raung terlihat dengan jelas. PP Darussalam Unit 3. Itulah deskripsi singkatnya Di tempat itu pula, selain harus menyiapkan peralatan ibadah magrib. Kita juga harus menyiapkan losion anti nyamuk setiap kali matahari telah menghilang dari langit senja. Nyamuk di sini janjek liar Tempat beres, semua beres. Keculai en a er a es u em be er, Narasumber. Entah karena mereka tau tak akan kami bayar atau emang apa. Semua minta ganti jadwal. Ada yang minta ganti hari, ada yang minta ganti jam, ada yang minta pindah dari siang ke malam hari. Ada yang ini itu. Termasuk permintaan semacam penyediaan liquid C…… D…. (LCD) atau kurang lebih maksudnya “tolong sediakan projector dan screen”, Semua bisa dilalui dengan selamat sampai tujuan, meski ini harus meminta tumbal (mis****. Capek dll.) dari sebagian panitia. Satu hal yang terlupa, aku lupa sms kamu, lupa mengingatkan kamu untuk makan dan mandi #3 On Fire Berita acara Lakmud dimulai tanggal 4 januari 2013 Pembukaan dilaksanakan setelah shalat jumat Dibuka oleh Mr. Khozin haris (beberapa menit sebelum waktu shalat jumat, terjadilah percakapan antara seorang anak manusia dengan FB nya “hari jumat, tidak usah jumatan tapi punya pahala yang sama atau lebih dengan shalat jumat ada ga ya??” kalimat yang tertulis pada wall FB. ====== tertidur dan bermimpi bertemu Rasul. Titik – sebuah jawaban yang juga dia praktikkan) #4__ Dial Log In Bandung Bondowoso bisa merubah batu dan sebidang tanah menjadi komplek Candi Sewu dalam semalam. Itulah Bandung Bondowoso, sorang satria yang namanya kini dijadikan nama daerah, Bandung yang terletak di Jawa Barat. Kota sejuk dengan kekayaan para gadisnya yang cantik. Sedangkan Bondowoso sebuah kabupaten yang terletak di timur Jawa dengan mayoritas tanaman singkong yang merajai wilayahnya. Terkenal sebagai penghasil tape yang manis. Mirip gadis Manis: Tape Manis Sedangkan kami, panitia tertantang untuk merubah ruang kuliah dlam waktu setengah jam untuk disulap menjadi tempat dialog. Tantangan terbesar adalah menata meja ukuran 3x2 sebanyak 7 buah menjadi sebuah pentas. Akhirnya kami bertiga menata panggung akbar tersebut, Junior 1 dan junior 2 menmaniku (nama sengaja disembunyikan karena menyangkut martabat manusia). Tak sempat terpikir apalagi diharapkan, kedua junior kesurupan saat menata pentas. Tak terkecuali temannya kedua junior, bedanya dia tak begitu parah. Meski mereka kesurupan dan clometan tiada henti, namun mereka tetap bekerja menata tempat tersebut. Konon mahluk halus yang menyusup pada sukma mereka berasal dari luar daerah. Bukan dari Banyuwangi, itu artinya ini adalah ulah mahluk halus iseng bukan hasil niat buruk tetangga yang mungkin terganggu acara kita. Dugaan mahluk halus dari luar kota itu semakin terasa benar saat dari mulut junior keluar kata-kata perkenalan secara bergantian. “ MASIH BERSAMA MO,,,, NA,,, TA” “SAMUDRA RECORD, HM JOMBANG, SAYA SI RAMBUT JANGUNG MEMPERSEMBAHKAN……*7^%$##2??><.,.,. ….” Ketika junior 1 berkata demikian, aku sudah tersadar. Aku bisa meraba-raba dalam pikiranku. Jin yang masuk dalam diri kami adalah setan dari jombang, rambutnya panjang sebesar jagung dan berwarna kuning seperti jagung. Ngeri juga sebenarnya. Namun tiba-tiba dugaanku sedikit berubah. Masa’ iya ada mahlus halus bisa berbahasa inggris atau bahkan berasal dari sana. Tiba-tiba junior 2 sambil agak membungkuk dan berekpresi seperti orang yang mau bersin dia ngomong tidak jelas “YONG JENERASEN OP MUSIK. DE BESSSSSSS, DE BESSS DANGDUT !!!”, seketika aku membaca surat-surat pendek yang aku hapal sebanyak mungkin. Ternyata dan ternyata, perewangan MC Dangdut Koplo telah menguasai segenap jiwa raga kami. Music…….!! bersambung kala KaShulhanan Nusantara Bertutur Proudly of tired, setidaknya dua kalimat itu mewakili apa yang telah aku lakukan selama hampir seminggu ini. Tandur or planting a rice in farm, LAKMUD (Latihan Kader Muda) bisa terlaksana dengan baik. Padahal pada zaman dahulu kala 2 kegiatan itu seperti makruh dilaksanakan bersama. #1_ Sehari Sebelum Pelaksanaan Lakmud …………………………… Lakmud diawali dengan dialog umum Jika saja mau, sengketa atas 2 petak ruang kelas di STAI Darussalam (STAIDA) itu akan meruncing. Maksud hati berkeinginan mengadakan kegiatan berupa dialog bersama paramuda lainnya di aula kampus yang ada di Blokagung itu, aula yang dipaksakan dari perpaduan 2 lokal ruang yang bertemu dan membentuk sudut siku. Aku sudah menembusi kepada pucuk Pimpinan STAIDA atas hak guna ruang itu pada tanggal yang telah ditentukan, jumat 4 Januari 2013 bar duhur cengkling. Dan sang komandan STAIDA bapak Kholiq Syafaat sudah acece. Namun apa daya kekuatan lisan tidak segera diikuti oleh legalitas berupa secarik kertas, Surat Ijin Penggunaan tempat. Luput sudah, tanpa kami ketahui sebelumnya. Sahabat-sahabat Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) telah melayangkan surat kepada sekretariatan STAIDA. Di hari yang sama, tempat yang teristimewa itu juga akan menjadi venue kegiatan teman-teman KPI berupa bedah novel karya sodara Ardian, santri Darussalam. Hemmmmmmm Nasi telah menjadi bubur, Bubur tak mungkin diubah menjadi nasi seperti keadaan sebelumnya, bisa-bisa malah menjadi nasi akingh. solusi paling cerdas adalah menjadikannya bubur rasa ayam, setidaknya begitu. Berbagai lobi dilakukan, ndilalah kersane ngAllah semua kontak bala2 KPI tidak bisa dihubungi. Tercatat di HP mungilku 27 panggilan kepada nomor-nomor KPI menghembus tanpa balasan. Keadaan ini berlangsung hingga H-1, akhirnya tanpa terdengar munculnya nada dering, monitor LCD menampilkan tanda inbox terisi. “Ada apa han?”, kurang lebih begitu isi sms dari nope yang tidak aku kenal. “Bro, bedah bukunya pagi kan?”, aku membalas. “ya” jawaban singkat dari nomor yang sama masuk ke inbox. Aman..!! Tak berselang dari itu, Seprtinya cakrawala informasi yang sempat macet beberapa saat telah terbuka. Informasi pating kliwung bermunculan, hampir 101% info mengenai bedah buku terangkum dalam otakku. Mulai htm 10.000 + bonus ikut Casting, sampai info yang membuatku menahan nafas (walau hanya 3 detik). ACARA BEDAH BUKU DIMULAI PAGI HARI DAN DILANJUTKAN SAMPAI SORE. Ooooooohhh tidak…!!!, rencana memakai ruangan itu di sore hari jelas tidak bisa. Akhirnya, Loby.. Loby… Loby…. Loby….. Loby…… dan tiba giliran ketua STAIDA memberi jawaban. “Tidak bisa, terpaksa acara harus diundur” Suara itu mengalun penuh wibawa khas lulusan universitas negeri 1001 malam, namun sepertinya kali ini telingaku tidak bisa berkoalisi dengan suara siapa pun jika itu berbunyi TIDAK, meski itu disampaikan semerdu suara beyonce. #2_360 Menit Sebelum Pembukaan Rencana B Finally, Pembukaan dilaksanakan langsung di tempat pelatihan. Di sebuah ruang terbuka, tanpa partisi namun masih beratap. Sejuk, sinar matahari bisa menyapa setelah jam 10 siang. Di sebelah barat terdapat kolam persegi panjang seukuran lapangan badminton. Dikelilingi pagar bambu, dengan hiasan daun-daun markisa yang membentuk kanopi. Di sampingnya, ada sekitar 50.000 bibit sengon. Lokasi itu Nampak asri dari jalan yang ada di sebelah baratnya. Dari tempat peserta duduk, gugusan pegunungan yang membentang dari pantai selatan hingga pengunungan Raung terlihat dengan jelas. PP Darussalam Unit 3. Itulah deskripsi singkatnya Di tempat itu pula, selain harus menyiapkan peralatan ibadah magrib. Kita juga harus menyiapkan losion anti nyamuk setiap kali matahari telah menghilang dari langit senja. Nyamuk di sini janjek liar Tempat beres, semua beres. Keculai en a er a es u em be er, Narasumber. Entah karena mereka tau tak akan kami bayar atau emang apa. Semua minta ganti jadwal. Ada yang minta ganti hari, ada yang minta ganti jam, ada yang minta pindah dari siang ke malam hari. Ada yang ini itu. Termasuk permintaan semacam penyediaan liquid C…… D…. (LCD) atau kurang lebih maksudnya “tolong sediakan projector dan screen”, Semua bisa dilalui dengan selamat sampai tujuan, meski ini harus meminta tumbal (mis****. Capek dll.) dari sebagian panitia. Satu hal yang terlupa, aku lupa sms kamu, lupa mengingatkan kamu untuk makan dan mandi #3 On Fire Berita acara Lakmud dimulai tanggal 4 januari 2013 Pembukaan dilaksanakan setelah shalat jumat Dibuka oleh Mr. Khozin haris (beberapa menit sebelum waktu shalat jumat, terjadilah percakapan antara seorang anak manusia dengan FB nya “hari jumat, tidak usah jumatan tapi punya pahala yang sama atau lebih dengan shalat jumat ada ga ya??” kalimat yang tertulis pada wall FB. ====== tertidur dan bermimpi bertemu Rasul. Titik – sebuah jawaban yang juga dia praktikkan) #4__ Dial Log In Bandung Bondowoso bisa merubah batu dan sebidang tanah menjadi komplek Candi Sewu dalam semalam. Itulah Bandung Bondowoso, sorang satria yang namanya kini dijadikan nama daerah, Bandung yang terletak di Jawa Barat. Kota sejuk dengan kekayaan para gadisnya yang cantik. Sedangkan Bondowoso sebuah kabupaten yang terletak di timur Jawa dengan mayoritas tanaman singkong yang merajai wilayahnya. Terkenal sebagai penghasil tape yang manis. Mirip gadis Manis: Tape Manis Sedangkan kami, panitia tertantang untuk merubah ruang kuliah dlam waktu setengah jam untuk disulap menjadi tempat dialog. Tantangan terbesar adalah menata meja ukuran 3x2 sebanyak 7 buah menjadi sebuah pentas. Akhirnya kami bertiga menata panggung akbar tersebut, Junior 1 dan junior 2 menmaniku (nama sengaja disembunyikan karena menyangkut martabat manusia). Tak sempat terpikir apalagi diharapkan, kedua junior kesurupan saat menata pentas. Tak terkecuali temannya kedua junior, bedanya dia tak begitu parah. Meski mereka kesurupan dan clometan tiada henti, namun mereka tetap bekerja menata tempat tersebut. Konon mahluk halus yang menyusup pada sukma mereka berasal dari luar daerah. Bukan dari Banyuwangi, itu artinya ini adalah ulah mahluk halus iseng bukan hasil niat buruk tetangga yang mungkin terganggu acara kita. Dugaan mahluk halus dari luar kota itu semakin terasa benar saat dari mulut junior keluar kata-kata perkenalan secara bergantian. “ MASIH BERSAMA MO,,,, NA,,, TA” “SAMUDRA RECORD, HM JOMBANG, SAYA SI RAMBUT JANGUNG MEMPERSEMBAHKAN……*7^%$##2??><.,.,. ….” Ketika junior 1 berkata demikian, aku sudah tersadar. Aku bisa meraba-raba dalam pikiranku. Jin yang masuk dalam diri kami adalah setan dari jombang, rambutnya panjang sebesar jagung dan berwarna kuning seperti jagung. Ngeri juga sebenarnya. Namun tiba-tiba dugaanku sedikit berubah. Masa’ iya ada mahlus halus bisa berbahasa inggris atau bahkan berasal dari sana. Tiba-tiba junior 2 sambil agak membungkuk dan berekpresi seperti orang yang mau bersin dia ngomong tidak jelas “YONG JENERASEN OP MUSIK. DE BESSSSSSS, DE BESSS DANGDUT !!!”, seketika aku membaca surat-surat pendek yang aku hapal sebanyak mungkin. Ternyata dan ternyata, perewangan MC Dangdut Koplo telah menguasai segenap jiwa raga kami. Music…….!! bersambung

Selasa, 05 Juli 2011

'd Returnio My FatTHY

Denting itu telah berubah,,,,,,,

Setidaknya setelah keyakinanku yang hilang beberapa waktu kemarin telah kembali seperti saat ini. Bagaimana bisa yakin tentang janji surga jika Yerusalem sangat jauh dari rumahku. Apalagi Gereja Santo Petrus, tak kalah jauh, pun kota suci lainnya. Namun keyakinan jika aku salah satu jamaah yang akan masuk surga Tuhan yang dijanjikan tiba-tiba kembali hadir. Dan keyakinan ini muncul ketika aku bersama dengan orang-orang yang penuh ketulusan mengumandangkan pujian kepada Putra Terbaik. Penuh keikhlasan dan kekhusu’an

Ritual ini dimulai dengan mengucapkan salam kedamaian dan keselamatan bagi seluruh jamaat yang hadir, sebelum itu kami telah duduk melingkar di dalam bangunan agak tua ini. Bangunan ini dikelilingi rerimbunan pohon tropis, berada di ketinggian 2000 m dpl. Bangunan dengan dinding tembok ini sedikit ringkih menyambut kedatangan udara malam gunung namun tetap dengan senyum menyambut kedatanganku. Hawa dingin tetap menerobos masuk dan berlari- lari diantara celah kami duduk, mereka tak mau sekedar mengintip upacara kami dari balik jendela. Udara dingin ini semakin memperjelas kehangatan diantara kami itu ada. Kehangatan yang terasa kecil ini tetap menampakkan warnanya meski mungkin hanya pendar diantara sinar yang menyilaukan.

Jumlah kami tidak banyak, tak sebanyak lembaran naskah salinan manuskrip yang telah berumur ratusan tahun itu , jika saja setiap dari kami mendapat kesempatan untuk membaca syair – syair pujian agung itu secara bergantian, maka jumlah kami kurang.

Orang-orang yang kaya hati ini berkumpul dengan Kesederhanaan, mereka semua datang dengan memakai penghangat tubuh yang beragam. Mencoba bercanda dengan takdir alam yang dingin di malam itu dengan semarak warna warni jaket, blazer dan macam- macam yang berbeda. Namun keragaman itu tak membuat kami berbeda, setidaknya kami disatukan dengan kesamaan сароhг – semacam sarung yang dipakai hindu india- yang kami kenakan

Kesederhanaan yang aku lihat ternyata tak bisa dirasa oleh telingaku, lantunan- lantunan kisah melalui syair-syair cinta ini begitu agung. Melengking- lengking, campur baur nadasuara, tinggi rendah menjadi satu dalam irama yang khas. Merendah dengan sopan dan terasa berwibawa saat nada meninggi.

Nada nyanyian perlahan mendatar ketika sampai pada Narasi Kejadian kisah suci. Kemudian suasana menjadi menggetarkan hatiku ketika puji-puji itu dikumandangkan bersama.
Malam ini kami tidak ditemani oleh perkusi, tak ada partitur untuk sekedar meletakkan naskah agung ini. Begitu sederhana, di keheningan malam dan di tengah dinginnya udara malam gunung yang mengalir dari puncak. Suasana hikmat, aroma Zibethinus yang banyak terdapak di sekitar tempat ini menambah keharuman(paling ga ini tercium oleh hidungku, hehe) kami menuju ke-khusuk’an bersenandung cinta

Bayu, 3/7 malam yang dingin

Kamis, 23 Juni 2011

Kuli-Kuli Nyata orKongkow Nongkrong, Gue Pilih semua..!!

Di saat yang hampir bersamaan, kampus yang memiliki ghra sabha pramana juga melakukan pelepasan, di eksekusi oleh Bodiono sang wapres RI. Beberapa hari kemudian hal itu juga terjadi di balai kecamatan songgon. Bedanya ini tiak dilepas oleh wakil presiden,... wakil gubernur atau sekedar wakil bupati. Melainkan oleh pak camat yang gagah banget,-begitu kata teman2 cewek. Pak ketua sekolah tinggi agama islam ndilalah juga tidak bisa hadir. Dari sederet umbi rampai terseliplah kalimat yang isinya kurang lebih begini “SAATNYA MAHASISWA MEMPRAKTEKAN TEORI YANG TELAH DIAJARKAN DI KAMPUS” (teori opo to pakkkkkkkkk....)

Mulai saat itu, tertanggal 18 juni jam sepupuluhan (karena masing2 arloji waktu itu tidak menunjukan saat yang sama) dimulailah penerjunan para TENTARA-TENTARA TUHAN PEMBANGUN BANGSA, semua mahasiswa yang mengenakan jaket imun warna coklat telah resmi menyandang status mahasiswa KKN, dengan segala akronim yang bisa dipilih sendiri-sendiri.


Kami yang ada di kelompok 4 desa bayu merupakan kumpulan para utopis- utopis pembangun kampung. Berbekal semangat yang menyela-nyala tanpa pernah membakar diri. Seabrek tema telah kami siapkan untuk intern kelompok yang terdiri dari major KINDER TECERA ini,diantaranya Sparkling KKN Kel. 4; kemudian Smiling KKN 2011 dan juga ada sich yang mengusulkan tema agak panjang mengambil dari lirik lagu We Will Rock U Milik band legendaris Queen, yakni buddy you are student make a big noisy playin’ in the village gonna be a big man some day- buddy you are old man poor man pleadi’n with our theory gonna make us some peace some day.


Dan pagi ini di hari Senin, 20 Juni 2011 terlihat begitu mengasyikan para hawa belanja di mlijoan, begitu keibuan. Sedangkan para kaum cowok terhipnotis dengan bayang-bayang mempunyai istri solehah, terbukti dengan gaya mereka berucap,”rek gekne kopi rek”. Selamat datang diriku diantara kawan-kawan bercita di desa bayu. Selamat datang dan bekerja bersama-sama, sama- sama kerja kawan- kawan . di desa jarah ini ayo kita buat adonan cerita agar mednghasilkan roti sejarah yang manis

Selasa, 10 Mei 2011

Camp-US # 1, dudu Orange County



Inilah adat istiadat yang terjadi pada mahasiswa, setidaknya pada diriku. Semester pertama, sangat aktif kuliah, cenderung berlebihan, kalu dosen bahasa Indonesia menyuruh membuat sebuah kalimat dengan satu kata dasar, maka yang tercipta adalah sebongkah paragraph dengan segala alasan-lasan yang meringankan hasil karya itu untuk dilempar ke tempat sampah, jadilah KARANGAN ARGUMENTASI yang ditangisi. bahkan dalam urusan absensi, dalam seminggu kadang datang delapan hari. (Akh, ini Hiperbola bahasa aja rekkkk, )

Kawan-kawan berikut ini cuplikan kronik yang aku alami selama 6 semester, memang ada niatan narsis pamer masa silam, tapi aku niatkan untuk membantu kawan2- ya mbok menowo ada yang mau mempelajari sosiologis dan antropologis mahasiswa lewat kisah berikut ini, heheee

Semester 1 - 2.
Kuliah sangat semangat, chauvinis begitu subur tumbuh dalam diriku. Mengakar kuat, serabut sekaligus tunggang. Pada masa-masa floating seperti ini sensor yang terintregasi dengan pancaindera adalah yang negative, dengan demikian jika ada sepuluh mahasiswa yang berbaris di depanku maka hanya ada 1 yang baik( dengan selama sinonimnya), 9 selebihnya jelek( dengan segala sinonimnya). Bahkan kadang2 dari sepuluh yang ada sebelas diantaranya jelek (including m*s**f). belum para dosennya, hahaaaaaa
Mobilitas tinggi, semanagat ikutan kegiatan apa aja, ga dibayar bahkan kalu harus membayar pun mau. Dan bahkan pernah suatu kali aku didudukkan(disidang) oleh seorang yang lebih gedi namun tak lebih gede dariku, gara-garanya aku telah mengikuti rangkaian acara yang katanya itu diadakan oleh ras di luar mereka, mereka bahkan mencurigai aku telah menjadi korban ujicoba Mesin Pengubah Keyakinan, gek opo………. Kui. Dan perundingan damai menjadi akhir atas peristiwa tersebut.

Saat menerima KHS (Kwitansi Hasil Sontekan) angka ganjil di atas 1 masih terlihat pada kolom jumlahnya. Dan pertumbuhan nilai itu ternyata tidak sesubur tanaman BF (black feels) yang tumbuh dalam diriku, bersamaan dengan langkanya pupuk di pasaran.

Semester berikutnya dia layu, bahkan hampir gugur


Semester 3 - 4,
Pesan-pesan moral dosen selama 12 bulan(dipotong hari libur + bolos yang disebabkan oleh aku dan dosen) yang dengan susah payah masuk ke dalam otak dan hatiku, akhirnya ada juga yang mengendap, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit (harusnya menjadi gunugng ya,,,,,)

Pernah dapat peran ikut berpartisipasi dalam gawe pemerintah [lihat catatan pemilukada banyuwangi under cover] itu pun Jan Huh Huaduch Pollllllll Poko-e.
Sampai2 berefek pada kegiatan kampus maupun kegiatan kanan-kirinya kampus, jarang ikut kuliah, kuliah selalu (paling tidak) 20 menit terlambat masuk, alhasil Grand 97 selalu terparkir selalu paling pojok mbouri dewe. Kadang ga dapat kursi di dalam ruang kuliah itu agak sering. Dan parahnya kalu sudah begini saat nekat ambil kursi di rang tertentu pasti dapat teriakan dari mahasiswi yang mendadak dangdut jadi pemandu sorak dengan teriakan “HUUUUU……!!”
Ga apa-apalah, tambane ga kelakon jadi pemain basket, heheheee.
Dan yang lebih sering keluar meninggalkan kuliah setengah jam sebelum lonceng berdenting usai. Tau ga apa efeknya….??? Akhirnya aku ga pati kenal arek2 angkatan terbaru, pol2e kenal anak kelas sebelah itu pun satu prodi, OMG!!!!!!!!!., walehhhhhhh ruh wajae arek2 hahaaa, dan…

Juga, Saat kawan-kawan rame bisa latihan demo di depan kantor-kantor aparatur Negara, aku ga bisa ikutan kawan, bechhh. Padahal ini ajang pencitraan sekaligus menjadi semacam INISIASI-setidaknya ini menurut mereka. Mau bagaimana lagi rek, hati besar maunya ikutan, namun apa daya, tanggungjawab telah menungguku. Meski hanya duduk tetapi apa yang aku lakukan di saat bersamaan itu jelas betul konsekwensinya jika harus aku tinggalkan dan bergabung dengan kalian untuk (paling tidak ada >100 orang tua dan sekitar 9000 orang akan marah2 jika saat-saat itu harus aku tinggalkan untuk demo-yang jika manajemennya ga bagus malah berefek anti nilai terhadap para demostrasiyyin, heheeeeee).

Dan yang lebih mengerikan meski sering berdiskusai di rumah beberapa dosen justru pada matakuliah yang mereka ampu itulah nilaiku berlabeh 5 huruf LAGAG

Semester 5 – sekarang

Akhirnya, siuman dari Junkis yang lumayan lama, lamanya sama dengan persamaan berikut 3-4 semester= 12 bulan = 1 tahun, maka x adalah?.

……. Kui suwi lo rek……….

Kini aku mulai rajin kuliah lagi, berangkat lebih awal, berusaha sebetah mungkin berada di dalam ruang kuliah, namun aku tetap ga bisa ngilangin terlambat masuk kuliah, ya gimana lagi. Masuk kuliah harus nunngu jawaban sms “ada kuliah ga?”, setelah itu nunggu lagi jawaban “di ruang berapa?”, belum lagi termakan waktu mencari koordinat ruangan itu berada. Bahkan saking tidak hapalnya dengan navigasi di kampus, selama 1 tahun aku baru tidak tahu kalu disamping ruang kuliah lantai II yang barat terdapat urinoir disana, padahal setiap kali istrahat aku selalu membaca buku sambil duduk2 persis di sebelah ruang “Praktek Ikhlas” tersebut.


…………. Akhir adalah awal yang baru
Kenapa Orang-orang berkata ungu juga jingga,
Padahal mereka terpisah hijau, biru, nila.

S’nJ
BC, 43 minutes from cruise from the peak of monday

Senin, 25 April 2011

mPu Gandring Moring - Moring- gara-gara kamu

…………………….. namanya juga cerita
mPu Gandring terkulai lemas tak berdaya merasakan keris tak bergagang tertanncap mengenai ulu hatinya bukan berarti ia merelakan dirinya terpedaya oleh kebrangasan ken arok, membiarkan dirinya mati tertikam keris buatanya tewas tersusuk keris tak bergagang sungguh lara yang abadi dalam sejarah,namun keadaan ini adalah pilihan yang harus ia ambil dari pada merasakan nama baiknya tercemar.
Menurutnya, Mati dengan bersimbah darah lebih bergengsi dan lebih tidak underpressure dari pada harus membiatkan dfirinya terkena tekanan yang bukan berasal dari batu meteorit tersebut, yaitu komplain.
Diceritakan dalam serat awang-awang , mPu Gandringmerupakan salah seorang yang sakti mandarguna, ia memiliki kemampuan meramal kejadian yang akan datang tanpa metodologi SWOT maupun tanpa mengutip karya John Neisbit; Megatrend 2000.
Dalam ramalan yang ia sabdakan sendiri, ia telah memperkirakan bahwa keris tersebut akan mengalami masa MEJEN sebelum digunakan Ken Arok untuk menghabisi Tunggul Ametung, meski mejen itu hanya terjadi sehari tepat selama bulan nampak sebesar tampah, atau sebesar Roti Maryam jika terlihat dari mata penyuka kuliner.
Dan ternyata benar, dalam upayanya mencegah hal yang tidak diinginkan di masa depan, di awal pembuatan pusaka itu mPu Gandring melakukan Ngrogoh Sukmo Lompat Sakmongso, atau dalam bahasa kerennya ia menggunakan Teori Fisika Quantum - ia datang ke masa depan. Di masa depan itu sukma mPu Gandring melompat ke masa depan, di sana ia melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa keris tersebut mengalami penurunan kadar tuah yang ada di dalam dirinya. hal ini membuat Ken Arok mencak-mencak.
Dalam hati Ken Arok berkata ,”jika dibiarkan demikian tentu keris itu tak akan mempan jika ditabrakan dengan kulit Tunggul Ametung yang ber-tagline dibedil ngguyu ngakak-ngakak ngidek telek jingklak-jingklak”.
Dasar ken arok, pemuda yang dalam sejarah disebutkan pernah menklaim dirinya sebagai titisan Brahma (lucu yyyy) untuk melegitimasi dan menguatkan kedudukannya di istana sekaligus di mata pujaanya Ken Dedes. Kali ini juga terjadi, dia bengak bengok mengetahui keris pesanannya mengalami penyusutan kekuatan, bukannya dilihat aturan pakainya terlebih dahulu. Ia malah langsung mengeluarkan semacam surat protes kepada………..???????
Anehnya ia malah wadul kepada Kbo Ijo, blantik yang mempertemukan dan mengenalkan Ken Arok kepada pusaka keris sekaligus mengantarnya memesan kepada sang mPu Gandring. maklum, sebelumnya senjata andalannya adalah ketapel dengan cegeh pang pohon ribang. Tentu ini membuat hati sang mPu menjadi mosah –masih tidak karuan, bukannya melapor dan berkonsultasi kepada sang pembuat, malah ia laporkan kepada Kbo Ijo yang ga tau apa-apa.
“MAKLUM ANAK MUDA !!!”, begitu catatan dalam pupuh pertama Serat Awang-Awang.
Di akhir serat mPu Gnadring menulis beberapa LoroBronto yang ia rasakan karena sikap Ken Arok, yang intinya sebagai berikut:
- Ia sakit hati karena kapabilitasnya tercemar gara-gara seorang pelanggannya protes ngalor ngidul tanpa membaca aturan pakai terlebih dahulu
- Yang membuat sakit hati lagi adalah ia tidak menerima keluhan itu langsung dari Ken Arok yang mana dalam hal ini ia adalah pelanggan yang merasa belum puas sekaligus belum LUNAS. Tetapi malah mendengannya dari pihak ketiga.
- Ken Arok lupa jika upah pembuatan keris itu masih menyisakan sekarung kinang dan seikat kayu gaharu yang belum terbayar. Padahal untuk upas welingnya mPu Gandring memberikan secara cuma-Cuma
S’nJ
Mangsa bagas anyep
Wismabeka xvii/iv/xi

Jumat, 15 Oktober 2010

Mini chat, mono FO*****

Entah karena ini bentuk syukur umat manusia setelah sekian lama dalam peradaban kertas yang kemudian memasuki era digital. Mau kirim surat ada email wa akhowatuha, messenger, sms dan macem2 lainnya. Atau sebuah bentuk kerja keras untuk menghabiskan bonus sms dari operator-yang memang seolah2 berderma dengan ngasih sms gratisan. Malam ini hpku menerima sms dari seseorang yang pernah aku tolak cintanya. Tapi ya ga juga lah, wong kejadian penolakan cinta itu terjadi dalam sandiwara liburan semester. Waktu itu pertama kali aku berkesempatan tampil di atas panggung dengan Sandiwara yang berjudul “onde-onde imoet undercover NOT ande2 lumut”. Yang pasti gara-gara kamu gara-gara sms ini aku tak jadi tertidur, itung2 latihan sebagai calon pemimpin bangsa dan negara, aku harus belajar melayani permintaan masyarakat kapan pun datangnya dan dalam bentuk apapun itu wujudnya. Dan akhirnya outbox serta inbox hape ku berisi ginian…………

Received: Ehm…

Sending: Mbek…..

Received: Eee…….. kambingku lapar

Sending: Huz, ini bukan kambingjantan atau kambinghitam, ini BEO tau…~!

Received: Kirain kambing beneran……

Sending: BB EE OO/ bird parkit

Received:
Kok embek2?

Sending: kan lagi latihan vocal, mang kamu siapa masuk ke inbox orang ga permisi

Received: Aku kan gurunya beo

Sending: kalu begitu ajari aku nyanyi dunk Bu guru …

Received: Nyanyi apa ?

Sending: Terserah bu guru, mau jazz, Rock n roll ku siap. Asal jangan keroncong

Received
: Keroncong kok ga mau kenapa ?

Sending:
Warisannya penjajah, heheee

Received: ……. Rapp mau?

Sending: Bisa, mau2

Received: Tapi ini rapp arabic

Sending: Ga apa2 wes

Received: Innalillahiwaionnailaihi rojiun

Sending: LhO !!! Kok gitu??????

Received: Y iylah, judulny kan REST in Peace. Nti kalu sukses nama Albumnya obituary

Sending: Ok, lanjut

Received: Alhamdulillahi qod wafaqo……..

[Alhamdulillahi qod wafaqo adalah syair dalam kitab alfiah ibnu malik, sebuah gramatikal arab yang tersusun seribu bait]

Sending: Hahahahahahaaaaaaaaa….

Received: Kok ketawa?

Sending: Ya bu…. ini yang dibelakang ‘ngilikithik’ dari depan


Received: hmmmm……????

Received: Eh, beo namanu siapa?

Sending: Lupa

Received: Kok lupa?

Sending:
Ya, aku kan amnesia, bu guru juga lupa namaku kan?

Received: Ya, aku kan guru baru, buku daftar nama murid juga tertinggal di salon……

Guru kencing berdiri murid kencing berlari. Guru hobi ke salon maka murid hobi….??

Sending: Not Sent
Sending: Not Sent
Sending: Not Sent



Ternyata amunisi habissssssssss, bersamaan dengan itu malam kian larut, seperti pasukan infanteri saat gerilya, aku pun segera ndekem masuk ke dalam sarung atlas warisan mbah kakung untuk melakukan kamuflase.

Bismika allahumma ahya wa bismika amuut.
Pasrah urip lan patiku kanthi nyebut paduko Gusti kang murbeng dumadi


********

Aku terbangun, ndilalah terlihat oleh mata yang belum digi-rai ini monitor hape sedang mlirik, menandakan waktunya isi ulang energi. Cancuttaliwondo, segera aku lakukan prosesi pengambilan energi Listrik untuk dimasukan ke dalam lumbung energi hape. Hari ini gratisan sms harus aku dapatkan lagi, kirim 2 gratis 100. tapi untuk mengawali langkah mulia itu kepada siapa kau harus kirim sms. Langkah taktis aku ambil.

“Tuhan memberkatimu”

Tak ada salahnya sms doa itu aku kirimkan ke nomorku sendiri. Hehee…….

Satu tantangan telah beres. Kini sms kedua kepada siapa ya…….?


Melalui perwakilan dari segenap kemampuan otak kiri aku berkonsultasi dengan jajaran otak kanan, rembug kecil2an untuk memutuskan kepada siapa sms pambuko ini aku kirim. Pagi yang cerah telah menginspirasiku untuk mengirimknannya kepada “bu guru” yang tadi malam.
Sambil ngetes bahasa inggris dan sekaligus untuk mencoba mengikuti tren mirip @fiksimini yang lagi kondangkaluko di twitter. Aku menulis seperti ini

“her name is Dedes Ayu” I answered.
She looked dislike with my answer. May be jealous.

Yes, 100 sms gratis aku dapat, lumayan untuk mengumumkan jadwal bersih2 kepada tetangga lingkungan RT rumah

*****
Sambil memegang hape kesayanganku, aku memandang ke arah dinding rumah, mengamati dua ekor cicak-cicak di dinding yang diam-diam merayap namun tak ada seekor nyamuk yang datang jadi ya tidak hap-hap lalu ditangkap. Mereka sedang kejar-kejaran. Yang sedang terlintas dalam pikiranku bukan mengenai kenapa mereka saling berkejaran, namun sejak kapan nenek moyang mereka bercokol di rumahku yang sering bocor ini. Juga ketika aku lihat di rumah-rumah gedong mereka selalu ada. Kemungkinan otomatis tetap tidak salah menurutku.

Tiba-tiba bu guru datang lagi dalam pengejawantahannya berupa pesan singkat

Bu guru: Mksud smsmu tadi pgi po se ?
Gk mudeng aq

Aku: Cntoh kalimat langsung, flshbak plajaran bhsindonsiakels V

Bu guru: Ow, ikutan ‘are u smarter than a fifth grader?”

Aku: Not “5th grader” but “Student of UNAIR” heheee

Bu guru: Dasar jelek…!!!!!!

Aku: HE, Q hitung2 km dah blag gtu 5 kali. kalu sampe 10 kali, aku tkt nti AKU ***** PADAMU loh


Bu guru: Kurang krjaan bgt y, g ae dhitung. Hehe, yg disensor tu ap?
BENCI?

Aku: Kok tebakanmu BENCI?
BENCI itu kan bener2 C****
Yg bner GIGIT


Bu guru: Bnar2 C**** pa luw? Km bhs indo dlu dpat brapa c?
Mn ada klmat « AKU GIGIT PADAMU” ga bres !

Aku: Hahahaaa, padamu itu kan u/ kta sifat.

SEBEL


Bu guru: Aq seneng deh, cz km sebel

AKU : Tetapi yg ku maksud disini …

GIGIT
Dasar agen GR. Hu… Dedes Jelek!!!

Bu guru: mag kmu pux gigi/ mw gigit pake apa ?????

AKU : q mag g pux gigi. Mkax q pinjam gigi di koprasi simpan pnjam. Kalu dsa na g dpt ga p2 kan q pinjam gigi kmu. Tp ga ah, km kan jelek. Pasti gi2x jg jelek

Bu guru: Shulhan lebih jelek…!!

AKU : Dedes jelek berkali2

Bu guru: Shulhan jelek pangkat sejuta

Aku: Ugly Dedes, whek……!!!

Bu guru: Freaky shulhan

Aku: Friendly
Rich
Elegant
Alert
Kind
Ya sudahlah, ……….SHULHAN


Bu guru: Dasar kucing garong

AKU: mentang2 pux glar DEDES KEKAR BADAK BERCULA SEMBILAN, trus manggil nama temanxa senakx dw.

Bu guru: dasar jelek….!!!!!!!! suka ngutang onde-onde d kantin. Ad yang belum km bayar kn sampe skg??!!…….

AKU : itu kan kecelakaan sejarah saat SMA. Kasus itu dah ditu2p oleh BK, plisss jgn diungkit2 lagi ya jelek….!!!

AKU: plissss jangan diungkit2 lagi, ntar aku janji mau jadian ma km dechhhh

Bu guru: wheekkkk, pede. Siapa yang mau ma km… !!!

AKU: whek whek whek juga, siapa juga yang mau sama kamu. Kalau pun di depanku ada sepuluh granat yang tidak akan diledakkan aku tetep tidak mau…


Bu guru: Gak mau ngapain… ???




Tiba2 makpet……, hape mati
*******
Beberapa waktu setelah itu,
Akhirnya mereka hidup bahagia……………



not THE END







S’nJ
14/10/10
Nite/bc

Bu guru=pengirim sms= Dedes kusumawardani (mahasiswi semester V kedokteran UNAIR,- yang sampai saat ini belum pernah dan sangat ingin melihat ruang dalam U-boat di monkasel. Huu…… ndeso !!!!!!!!)