Laman

Rabu, 18 Februari 2009

Narasi kecilku


  • Tentang Saya:

    When I Was Children
    Sebelum Duduk di Bangku TK
    Waktu ada hujan paling suka copot baju, lalu pergi ujan-ujanan. Paling suka nonton brita malam TVRI sampai muncul nyanyian Garuda Pancasila di akhir acara. Pernah bikin Ge ger orang serumah, gara-gara ketinggalan nyanyian tersebut.

    Tontonan favorit waktu itu adalah Rona-Rona -semacam tayangan ripley’s believe it or no ato record guinnes- kalo sekarang.

    Tiap malam kamis (kalo ga salah ingat) ga pernah ketinggalan nonton acara Spectrum (seingatku acara tersebut membahas isu2 internasional terutama perang. Acara tv Apresiasi, yang membahas film dan saudara2nya juga kadang ku tonton

    Acara drama yang sampai sekarang masih diingat, Ampak-Ampak Singgolopuro dan serial asing waktu itu Khaidar Ali(mungkin aku salah nulisnya) . trus Combat, Oshin-yang novelnya baru ku baca saat aku dah ga di SMA- juga

    Tiap bulan Agustus ga pernah melewatkan film2 perjuangan hingga larut malam. So, siang hari ayah tercinta selalu nyuruh aku tidur. Pas giliran akhir bulan September film G 30S/PKI juga menjadi menu wajib sampai film itu ga boleh ditayangkan.

    Selalu mengikuti karnafal 17an dan dandanan yang selalu dipakai adalah yang berbau2 militer, mulai polisi sampe Denjaka pernah q bwt mejeng di acara tahunan itu.

    Almost 4get, karnafal pertama yang aku ikuti aku berdandan dokter cilik.

    “Ku ucapkan tq bwt ibuku, meki q belom d tk, semua kegiatan bisa aku ikuti. Tak lepas dari jasa ibuku yang baik hati. Moga kebahagian selalu ada menyertaimu. Kau telah mencintai mereka seperti mencntai anakmu sendiri. U ‘re my hero.”

    Waktu di TK

    Paling tidak pinter di kelas, badan gendut. Ga ada machonya sama sekali. Pas musim hujan paling suka memprovokasi teman2nya waktu pulang sekolah untuk nggangu kodok2 yang sedang bercinta. Duh, kasihan kodok2 itu kemesraannya terganggu oleh ulahku, lusinana batu aku lempar ke mereka. Tapi watu itu aku belum tau seperti apa itu dosa, warnanya, bentuknya n segala macemnya(dan sampai sekarang pun aku lum tau).

    Saat ga di sekolahan aku anaknaya paling agak pendiam(lebih pasnya aku anaknay ANTENK). Jika teman2 main Hide N Seek, aku lah penonton setianya. Kalo pas musin main Go Back Shut Door ato Gobang Sodor alias Sodor aku selalu jadi umpan, karena larinya paling lemot. Tapi aku paling suka Soccer, waktu liga inggris belum mampir di tv, aku paling hapal all about nationl soccer disbanding anak sebayanya.

    Tokoh2 dunia yang sudah ku kenal waktu itu meski Cuma nama selain nabi Ibrahim dan nabi Muhammad yaitu Norodonk Sinohouk, Yaser Arafat Goerge Bush, Benyamin Netanyahu dan Saddam Husain.

    Saat itu music yang menjadi fav.q adalah pangeran dangdut abim (lupa aku, pokok’e penyanyi dangdut cilik). Oya, aku juga udah mulai mengenal Wayang

    Shulhan Mau Naik ke Kelas 1

    Cry is never die, aku orangnya bingung.bertanya2 di MI (SD) nanti kayak apa… setiap hari pekerjaanku bingung ini itu, dari cara memakai sepatu tali dan macem2 pokoknya.

    Cawu I

    Aku belum bisa apa2, setiasp ada pr menulis huruf sambung di buku jarlisku, ibulah aktris di balik layar, waktu itu aku belum tau yang namanya RANGKING. Ujian THB cawu I nilaiku amblas semua.

    Cawu II

    Dulu waktu THB cawu I, nilaiku yang bernominal 2 angka dengan komposisi angka depan diisi angka 5 ke bawah 2 keatas, dan angka belakang ditemati angka 6 ke atas (ex. 46, 58 dst), di unian ke-2 ini aku membalikan semuanya. Untuk PERTAMA dan SETERUSNYA AKU JADI RANGKING KELAS.

    Siklus ini berlangsung sampai aku kelas VI

    Pengalaman Karnafal pertamaku di MI diwarnai isak tangis, aku yang sudah terdoktrin senagai tentara bisa tersedu sedan lantaran dapat bagian dandan Adat Dayak Kalimnatan. Tidak…………………!!!!!

    Akhirnya dengan jiwa pengecut aku ga ikut karnafal untuk pertama kali.

    Di rumah, aku kurang bisa mengikuti perkembangan tren bermain teman2 kampung, selain emang ortuku yang protectif, mungkin emang dari akunya juga. Sedikit dah gede, teman2 waktu musim hujan tidak lagi Cuma hujan2an, tapi yang menjadi tren juga mandi di sungai saat banjir, seperti biasa aku menjadi penonton yang setia.
    Musim hujan pergi, kemarau dengan sinar matahari yang cerah menawarkan musim bermain yang ga kalah seru, setiap sore di lapangan dekat rumahku puluhan bahkan mungkin ratusan layangan (saking maraknya sampai2 ada lagu Osing berjudul “usum layangan”) siap sambitan (beradu ), aku paling tidak bisa menjadi pilot burung kertas tersebut. Partisipasi utamaku hanya meramaikan barisan anak2 yang mengejar layangan putus. Itu pun aku ga pernah dapat.
    Ketika teman2 dan orang2 rame2 memburu belalang kayu di hutan, ayah selalu memveto keinginanku untuk ikut. Sebenarnya ayahku orangnya ga protectif amat, memang dia melarangku kesana kesini. Tetapi yang lucu saat anak seusiaku belum berani main petasan, beliaulah ayah pertama yang memberi uang kepada anaknya....(2b continued

  • Siapa yang Ingin Saya Temui:

    semua orang yang punya dedikasi terhadap diri dan bidangnya