Laman

Sabtu, 14 Maret 2009

PERANG PAREGREK (1)

PERANG PAREGREK
Oleh LANGIT KRESNA HARIADI
RADAR BANYUWANGI jawapos group


Api Dalam Sekam

Belum berkobar, akan tetapi pada suatu ketika bisa berkobar, sementara negara ibarat perahu, seberapa besar perahu itu, ia di tengah lautan luas yang memberinya berlimpah ombak, bisa terombang-ambing dan terguncang-guncang. Boleh jadi ombak besar itu akan mereda dan selamatlah perahu namun bisa pula ombak itu menggulungnya hingga habis tidak tersisa tenggelam seujung tiangnya.

Hal yang demikian bisa terjadi pda majapahit, apalagi apabila salah dalam mengelola. Majapahit tidak pernah lepas dari perjalanan singasari dan merupakan kepanjangan kisahnya. Singasari awal mulanya berasal dari sebuah Pakuwon kecil bernama Tumapel, disebut demikian karena di tempat itu banyak tumbuh apel, yang semula diperintah oleh Tunggul Ametungyang karena kejadian luar biasa, pemerintahanya beralih ke tangan Ken Arok, sang pendiri trah Girindrawangsa atau Rajasawangsa.

Ken arok, ia hanya maling kecil yang sesekali mencegat orang lewat untuk dirampas harta bawaannya. Namun Dang Acarya Ratnamsa sebagaimana ia menuturkan kepada Dang Acarya Nadendra menengarai KenArok, walau ia seorang maling sejatinya titisan Dewa. Demikianlah Dang Acarya Nadendra~yang menggunakan nama sandi Pancaksara dan juga nama sandi Prapanca~itu menuliskannya dalam kakawin berjudul Desawernana, yang menjadi pembuka kisah tentang Majapahit kepada orang-orang di masa mendatang.

Ken Arok adalah anak Ken Endok yang bersuami Gajah Paradari desa Pangkur, namun sejak kecil harus berjibaku dengan kepahitan hidup. Mungkin kedua orang tuanya tidak peduli atau mungkin sudah mati menempatkan Ken Arok harus bertahan menghadapi kepahitan hidup, tidak ada pilihan lain Ken Arok terpaksa harus menyambung hidup dengan cara menjadi pencuri.

Brahmana Lohgawe, sebagaimana ditutrkan Dang Acarya Ratnamsa kepada Dang Acarya Nadendra yang mengikuti perjalanan Prabu Hayam Wuruk mengunjungi wilayah kekuasaannya, brahmana itu menandai tanda-tanda gaib yang melekat pada sosok Ken Arok itu,Brahmana Lohgawe menandainya sejak menemukan jejak maling itu di pandang rumput yang banyak dihuni binatang liar bernama Karautan.Brahmana Lohgawe mengentaskan Ken Arok dasn membawanya menghadap Akuwu Tunggul Ametung yang memiliki istri yang kecantikannya tiada tara, Ken Dedes. Apabila semula Brahmana Lohgawe berhasil menerjemahkan tanda-tanda gaib yang melekat pada diri Ken Dedes. Brahmana Lohgawe curiga, Ken Dedes adalah perempuan utama yang memegang pertanda gaib Ardhanareswari.

Tidak ada komentar: