Laman

Minggu, 03 Januari 2010

From The Blackbiscuit Code

Berawal dari yang paling bawah. alas kaki, tetapi bukan sepatun atau terompah melainkan sandal. Sandal yang baru mengenal tekstur telapak kakiku belum ada sepekan hilang entah dipakai siapa atau sembunyi dimana. Bahkan jika tim forensik darei mabes polri mencari jejakku mnelalui sandal itu kemungkinan besar (ya bisa ditemukan, he…. Ga nyambung). Sandal itu nilainya sih ga lebih dari 2 USD. Tetapi kehilangan sandal rasanya sangat “MENJENGKELKAN” sekali. Alasanya aku ga bisa menyebutkan tapi aku yakin kalian bisa merasakannya.

Di hari sebelumnya, tahun baru ga ada yang beda. Cuma muter2 di jalanan genteng, naik sepeda warna hitam honda grand tahun 97, wehh lengakapnya…. Kaosnya juga warna hitam bonceng dua brother. Rencananya main2 ke tempat belanja trus dilanjutin makan di tempat makan fast food, cepat saji juga cepat habisin uang. Ternyata tanggal 1 banyak yang tutup kecuali gurita Indomaret. Lalu……… dua kaleng soft drink dan beberapa snack terkumpul di meja kasir, salah satunya abiskuit yang beberapa waktu lalu kebingungan men-trust building kepada konsumennya gara2 isu susu bermelamin dari china, itu lho yang diputar dijilat trus disuap, (dicelupin). Oreo.

Sesampai rumah entah karena masih terpengaruh kecerdasan Robert Langdon dalam novel The Da Vinci Code karya Dann Brown yang filmnya ga pernah selesai kulihat atau mungkin terpedaya oleh relerf yang ada pada dua sisi keping biskuit hitam tersebut. Kalu diperhatikan dengan benar dan dengan tempo yang tidak sesingkat-singkatnya maka akan terlaihat simbol sebangsa Swastika atau simbol lain yang penuh rahasia. Ketika otakku loading procces ini apa itu apa, dua brotherku udah ambil saudarannya mahluk yang sedang aku pegang, belum lagi Biyung dan mantan pacarnya yang lagi menteleng nonton liputan tentang wafatnya Sang Guru Bangsa juga ikutan ambil. Tanpa kusadari aku kehilangan waktu untuk merealisasikan ketamakanku. Akhirnya….. bukan habis gelap terbitlah terang, BUT habis terasa manis aku masih kurang…………….

Lagi-lagi karena simbol, aku mengalami *SP-riyen*(dengan e seperti baca sate)- begitu aku menyebut pengalaman, yang kurang menguntungkan. Apakah di negeri aindonesia ini juga ada selain aku yang masih terjebakl dalam simbol-simbol.


Di kampus aku nguantuk banget……. Mungkin tadi keasyikn nonton film di find net, tapi apa hubungannya?
Emang nonton film menguras banyak energi?

Tidak ada komentar: