Laman

Minggu, 03 Januari 2010

pagi tadi Gus Dur membelaku

Ada yang menyebut dia dengan sebutan ayatullah perdamaian, bapak multikulturalisme, guru bangsa, dan sebutan yanfg lain. Aatapi bagiku dia adalah pembela kaum minoritas. Minoritas bukan hanya urusan etnis tetapi juga ranah yang lain, termasuk kebiasaan Cerita ini sebenarnya sepele tetapi dari hal yang sepele ini justru terlihat betap dia bisa menembus sekat-sekat. Pahlawan sejati memang tidak gengsi untuk membela hal yang sepele.

Terlepas benar salahnya, lioputan di Jawa Pos (3/1) telah melegitimasi pernyataanku. Dari mana akau akan memualai cerita ini yang sedikit membuatku bingung. Tolong simak penuturanku berikut ini.

Aakadang berlaku di antara kita pernyataan2 yang sebenarnya memang tidak salah tetapi tidak serastus persen benar. Mengenai rokok, dari semua penghuni atau rekan yang sering main di KEM(sebutan untuk sekretariat 2 PC IPNU Banyuwangi) mungkin hanya Kang Dur ayang pernah nyantri di pesantren Ciganjur-tempat kediaman almarhum, dan kuliah di ICAS- dan aku yang tidak pernah merokok. Kang dur ajaranag main ke kem, Cuma jika waktu kajian taiap malam kamis saja. Praktis aku yang sering bertemu langsung dengan para smoker2 itu. Amuncul istilah, adegium atau pepatah pun peroboh( opo… maksude). Kalu ga merokok berarti ga jantan….. he…..!!!!

Aku ga terima 200%. Coz tanpa rokok pun aku bisa menaklukan tingginya puncak sejati – aku juga bisa melakukan kegiatan yang mungkian tidak pernah dilakukan rekan2, scuba diving. Dan kegiatan adventure lainnya. Persoalannya sih bukan aku tidak terima atau apa melainkan lebih kepada perlawanan paradigma yang salah di kepala mereka.

Kadang aku bercerita saat aku di stasiun gubeng kepada rekan2, aku ceritakan jika di sana tiap sore di peron2 stasiun banyak sekali orang merokok dan sebagian besarnya adalah kaum hermaprodit, banci. Terus aku tanya kepada rekan2, kalau begitu yang merokok adalah banci dong…..?????!!! ahahaha

Mereka tidak terima, wah… aku berpikir harus ada statemen dari seorang yang mereka jadikan simbol untuk meluruskan acara berpikir yang salah inia.

“Karena Gus Dur pun tidak merokok”, begitu akata yang aku ucapkan kepada mereka pagi ini saat mereka umek kemriyek.

Engkau telah pergi, tetapi masih bisa membela kami kaum minoritas.
Selamat jalan Gus…

Tidak ada komentar: